Bayangkan jika kalian sedang menghadapi suatu masalah. Masalah di antara 2 pendapat. 80% kalian hanya akan mencoba menjadi diri anda sendiri dan hanya mendengarkan masukan dari luar untuk masalah tersebut.
Sebenarnya, anda tidak harus menanyakan pada orang lain cara untuk menghadapi masalah tersebut, anda bisa menenangkan diri sebentar. Berusaha mengontrol emosi, dan membayangkan suatu masalah seperti yang kalian alami. Dan anda berada di pihak satunya (selain pihak anda). Jangan ngeyel dulu. Jangan langsung berkata "Tapi kan..." "Loh, kan dia bisa aja" jangan pernah berpikir ngeyel seperti itu. Dalami keadaan mereka pada saat itu. Berusahalah menjadi mereka dengan bentuk fisik, batin, sifat, dan lingkungan yang sama. Jika kamu sudah berhasil, itu akan membuat kamu dengan mudah menyelesaikan masalah tersebut.
Tapi kalau kalian dimimta memilih, saya kira anda akan memilih cara yang menggunakan pihak ketiga daripada mencoba memahami perasaan orang lain karena hasilnya akan sama. Tapi kamu tidak akan pernah punya pengalaman bagaimana menjadi orang lain dengan hanya menyelesaikan suatu masalah (mendapat keuntungan 2 sekaligus: masalah selesai, dan bisa merasakan keadaan yang sedang dialami tokoh lain).
Tapi kalau kalian dimimta memilih, saya kira anda akan memilih cara yang menggunakan pihak ketiga daripada mencoba memahami perasaan orang lain karena hasilnya akan sama. Tapi kamu tidak akan pernah punya pengalaman bagaimana menjadi orang lain dengan hanya menyelesaikan suatu masalah (mendapat keuntungan 2 sekaligus: masalah selesai, dan bisa merasakan keadaan yang sedang dialami tokoh lain).
Saya akan memberi contoh: saat seseorang seumuran kalian membagikan selebaran (flyer) lalu anda langsung membuangnya setelah anda terima, lalu seseorang yang baru anda kenal itu marah karena selebaran itu tidak dibaca dan langsung dibuang.
Hipotesis sementaranya adalah:
Hipotesis sementaranya adalah:
Jika anda sebagai orang yang membuang kertas itu anda sebagian besar merasa: Orang ini aneh! Hanya karena 1 kertas saja dia marah!
Jika anda sebagai pembagi kertas itu: Mengapa orang ini membuang kertas yang telah aku buat dan yang aku bagikan di siang panas ini? Apa dia tidak bisa menghargai apa yang telah aku lakukan.
Biasanya, orang yang membagikan kertas itu berharap bahwa orang yang membuang kertas tersebut akan bisa merasakan apa yang dia rasakan. Tapi berbeda dengan orang yang membuang kertas itu. Orang yang membuang kertas itu sudah sejak awal tidak bisa menempatkan diri bagaimana rasanya jika dia yang menjadi orang yang menebarkan kertas tersebut.
Lihat? Kita bisa mengambil contoh dari lingkungan sekitar. Biasanya, di luar sana tidak ada orang jahat. Bukan. Bukan karena sudut pandang yang berbeda. Not at all. Tapi, karena mereka mempunyai suatu alasan dibalik semua yang mereka lakukan. Mereka juga manusia sama seperti kita. Mereka punya alasan jika melakukan sesuatu. Jangan anggap mereka makhluk lain yang jauh berbeda dari kita.
"There are some reason behind action."
Note: post ini diperuntukan bagi kalian yg merasa keras kepala dan ingin membuang sifat itu jauh-jauh..